
FAJARSULTRA.COM KENDARI,-Ketua Pengurus Kabupaten (Pengkab) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kabupaten Buton Utara, Gusrin mengatakan bila mantan Ketua harian PODSI Sultra Muhamad Idham tak tau aturan berorganisasi.
Pasalnya menurutnya, meskipun kepengurusan Abdul Rahman Saleh (ARS) telah di demisioner namun Muhammad Idham masih membawa jabatan Ketua Harian hingga saat ini.
“Saya membaca diberbagai media Muhammad Idham berkomentar masih menggunakan jabatan ketua harian, padahal kepengurusanya telah di demisioner pada Musprov beberapa waktu lalu, sehingga bagi saya Muhammad idham ini senior tapi tidak tau aturan berorganisasi,” katanya. Selasa (22/09/2020)
Selain itu ia juga menyoroti komentar Muhammad Idham yang menyampaikan bila ARS Masih layak memimpin PODSI Sultra.
“Apanya yang layak?, Dua periode Pimpin PODSI apa yang kelihatan ? tidak usah bicara terlalu sampai di awan contoh kecilnya ARS ini seorang ketua DPRD Sultra dua Periode, tapi silahkan lihat kondisi asrama dayung saat ini, sangat menyedihkan, Bagaimana atlet mau berprestasi, tempat tinggal dan tempat mereka latihan saja tidak diperhatikan,” Katanya.
“Kemudian tidak usah banyak menyanjung, hasil Musprov saja kemarin antara ARS dan Pak Ashar hasilnya seri. Ini membuktikan bahwa ARS sudah tidak diinginkan untuk memimpin PODSI yang ketiganya. Kalau saya secara pribadi lebih baik memilih orang baru, dari pada orang lama baru begitu-begitu saja kondisi Dayung Sultra, malah makin parah,” lanjutnya.
Olehnya itu, ia meminta kepada Idham untuk kembali belajar berorganisasi dan tidak berbicara berlebihan.
“Sekali lagi saya sampaikan kepada Senior saya, untuk kembali dijalan yang benar, jangan lah pasang badan tanda kutip untuk kepentingan tertentu,” ujarnya.
Ditambahkan bahwa selama kepengurusan ARS, PODSI Sultra tidak pernah menganggap kehadiran PODSI Kabupaten/Kota.
“Kami pada saat Porprov Butur adalah juara umum dayung dan pada saat Porprov Kolaka juga meraih medali emas. Tapi pada saat persiapan Kejurnas ataupun PON tak satupun atlet Butur dipanggil mengikuti seleksi. Para pengurus PODSI Sultra sama sekali tak menghargai prestasi yg diraih Pengkab/Pengkot,” tandasnya.