FAJARSULTRA.COM KENDARI,-Kericuhan yang terjadi antara Pendemo dengan Aparat pengamanan, yang yerdiri dari Satuan Polisi Satuan Pamong Praja (Satpol PP) dan Kepolisian, pada Rabu (06/03/2019) di Kantor Gubernur Sultra. Nampaknya menarik perhatian Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri). Menteri Dalam Negeri, Thahjo Kumolo, mengutus tim khusus untuk melakukan klarifikasi dan Investigasi terkait demo tersebut.
Menurut Sekretaris Satpol PP Sultra, Arrijalu Rijal, Tim tersebut beranggotakan 4 orang, diantaranya Kasubdit Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Direktorat Polisi pamong Praja dan perlindungan Masyarakat pada Dirjen Bina Administrasi Wilayah Kemendagri, Bimo Aryo Tedjo dan Kepala Seksi Tata Operasional Direktorat Pamong Praja
“Pada hari ini, sabtu 9 maret 2019, atas petunjuk bapak Tjahjo Kumolo, kementrian dalam negeri menurunkan tim untuk melakukan klarifkasi & Investigasi terkait demo dikantor gubernur Sulawesi tenggara 6 maret 2019 lalu,” katanya. Saptu (10/03/2019).
Menurutnya tim tersebut juga telah melakukan pengecekan lapangan di kantor Gubernur Sultra, dan bertemu dengan jajaran Satpol PP Sultra untuk melakukan dengar pendapat terkait penanganan demo dan unjuk rasa, khususnya di kantor Gubernur Sultra
“Selanjutnya pada hari Minggu, 10 Maret 2019 jam 08.00 tim kemendagri akan memimpin apel gabungan bertempat di kantor Satuan Polisi Pamong Praja untuk memberikan pengarahan kepada anggota satpol PP Provinsi Sulawesi tenggara dalam hal menjalankan UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah dan PP 16 Tahun 2018 tentang Polisi Pamong Praja,” bebernya.
“Pihak Kemendagri juga akan melakukan koordinasi dengan pihak Polda Sultra dan Polres Kendari,” tandasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya. Sekitar 500 warga Kecamatan Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan, melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Sultra pada Rabu (06/03/2019). Mereka menuntut Gubernur Sultra, Ali Mazi, mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Konawe Kepulauan.
Diketahui terdapat 13 IUP aktif di pulau seluas 867,08 kilometer persegi tersebut. Warga meminta Ali Mazi menemui mereka, namun permintaan itu tidak dipenuhi setelah beberapa jam mereka melakukan aksi.
Hal itu membuat warga geram sehingga memberanikan diri menerobos barikade polisi dan Satpol PP. Bentrokan pun tidak terhindarkan hingga membuat seorang warga mengalami cedera pada kakinya.
Setelah beberapa saat berhasil menerobos masuk ke dalam kompleks perkantoran. Para pendemo langsung ditemui Plt kadis Pertambangan Sultra, Andi Azis, sayangnya para demonstran tidak menerima pernyataan yang diberikan, sehingga memilih tetap bertahan untuk menemui Gubernur Sultra.
Aparat Satpol PP dan Kepolisianpun yang berjaga terpaksa membubarkan para pemdemo, sehingga bentrokanpun tidak bisa dihindarkan, sejumlah warga dan aparat keamanan mengalami luka-luka akibat saling lempar dan adu jotos.