fajarsultra.com
Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) merilis capaian realisasi investasi pada Triwulan III tahun 2022. Dari data DPMPTSP, tercatat pada triwulan III tahun 2022 realisasi investasi di Sulawesi Tenggara (Sultra) sebesar Rp. 3,924 triliun.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Tenggara (Sultra), Parinringi realisasi investasi pada triwulan III Tahun 2022 terbesar berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp. 2,090 triliun sedangkan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp. 1,833 triliun.
“Grand total investasi pada triwulan I tahun 2022 ini sebesar Rp. 3,924 triliun,” katanya.
Pelaksana Jabatan (PJ) Bupati Kolaka Utara (Kolut) ini menjelaskan realisasi investasi Rp. 3,924 triliun tersebut berasal dari 268 perusahaan dengan jumlah proyek, 524 proyek.
“Pada Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 224 perusahaan dengan jumlah proyek, 454 proyek, sedangkan untuk Penanam Modal Asing (PMA) itu 62 perusahaan dengan jumlah proyek, 70 proyek,” terangnya.
Untuk serapan tenaga kerja, dari jumlah realisasi sebesar Rp. 3,924 triliun mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3010 orang.
“Total tenaga kerja yang terserap itu sebanyak 3010 orang, terdiri dari Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 2962 orang dan Tenaga Kerja Asing. Harapan kita semakin banyak Investasi di Sulawesi Tenggara maka semakin banyak pula tenaga kerja lokal yang bekerja, tentu ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat,” tandasnya.
Dari data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DPMPTSP Sulawesi Tenggara yang di rilis melalui Kepala Bidang Pengendalian Modal dan Informasi, Rasiun, penyebaran realisasi Investasi pada Triwulan I tahun 2022 berdasarkan Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe menjadi yang tertinggi dimana para investor melakukan penanaman modal sebesar Rp. 1,25 triliun.
Diurutan kedua, Kabupaten Kolaka Rp. 1,11 triliun, Kabupaten Konawe Utara berada diposisi ketiga sebesar Rp. 547,07 miliar, Kabupaten Konawe Selatan Rp. 449,35 miliar, dan diposisi ke lima Kota Kendari Rp. 294,41 miliar.
Selanjutnya, Kabupaten Bombana Rp. 143.26 miliar, Kabupaten Kolaka Utara Rp. 70.23 milyar, Kota Bau-Bau Rp. 15.98 miliar, Kabupaten Buton Rp. 14.51 miliar, Kabupaten Wakatobi Rp. 12.69 miliar, Kabupaten konawe kepulauan Rp. 8.80 miliar, Kabupaten Muna Rp. 1.36 miliar, Kabupaten Buton Utara Rp. 231 Juta 14. Kabupaten Muna Barat Rp. 195 Juta, Kabupaten Buton Selatan Rp. 57 Juta, dan Kabupaten Kolaka Timur Rp. 26 Juta.
Pada realisasi investasi triwulan III tahun 2022 dari 17 Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara terdapat satu kabupaten yang tidak memiliki realisasi investasi baik dari Investor Asing maupun dalam Negeri yakni Kabupaten Buton Utara.
Sedangkan sektor penyumbang realisasi Investasi terbesar pada triwulan III tahun 2022, yakni Industri logam dasar, barang logam, Rp. 917,534 miliar, disusul sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp. 55,901 miliar.
Berikutnya, sektor pertambanagan Rp. 41,092 miliar, sektor industri makanan Rp. 21,879 miliar, hotel dan restoran Rp. 12,630 milyar, sektor kontruksi Rp. 3,58 milyar, Industri jasa lainnya Rp. 863,61 Juta, sektor transportasi,gudang dan telekomunikasi Rp. 747,392 Juta, sektor perdagangan dan reparasi Rp. 612,74 Juta 10. dan yang terakhir Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan Rp. 61,70 Juta.
Adapun, Negara Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan III di Sulawesi Tenggara didominasi oleh Singapura sebesar Rp. 1,06 triliun disusul Amerika serikat sebesar Rp.673,01 miliar, Republik Rakyat Tiongkok Rp. 631,01 miliar, Hongkong Rp.65,83 milyar, Malaysia Rp. 32,75 milyar, Jepang Rp. 12.61 miliar Belanda Rp. 10.07 miliar Kanada Rp. 7,98 miliar India Rp. 2,11 milir, British Virgin Island Rp. 2.11 miliar, Jerman Rp. 61 Juta.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Tenggara (Sultra) juga merangkum lima besar masing-masing perusahan penyumbang Investasi pada realisasi triwulan III tahun 2022.
Untuk secara menyeluruh baik dari para investor dalam Negerinya maupun luar Negeri, lima besar perusahaan realisasi investasi pada triwulan III, yakni PT. Ascendent Logistik sebesar Rp. 663,769 miliar, PT. Virtue Dragon Nickel Industri Rp. 410,626 miliar, PT. Sungai Raya Nickel Alloy Indonesia Rp. 335,386 miliar, PT. First Heavy Nickel Industry Rp 122,599 miliar, dan PT XL Axiata Tbk. Rp 32,650 miliar.
Sedangkan lima besar Perusahaan Penam Modal Asing (PMA) yaitu, PT. Ascendent Land Logistik Rp. 663,769 miliar, PT Virtue Dragon Nickel Industry Rp. 410,626 miliar, PT Sungai Raya Nickel Alloy Indonesia Rp, 355,386 miliar, PT. First Heavy Nickel Industry Rp. 122,599 miliar, dan PT XL Axiata Tbk. Rp 32,650 miliar.
Dengan sektor Primer Penanaman Modal Asing (PMA), PT Madani Sejahtera Rp. 10,224 miliar, PT. Bakti Bumi Sulawesi Rp. 8,572 miliar, PT. Mega Tambang Indonesia Rp. 6,998 miliar, PT Mega Nikel Indonesia Rp. 5,279 miliar dan PT. Mega Tambang Nikel Rp. 3,218 miliar.
Sektor Sekunder yakni PT. Virtue Dragon Nickel Industry Rp. 127,82 miliar, PT. Sungai Raya Nickel Alloy Indonesia Rp. 75,90 miliar, PT. First Heavy Nickel Industry Rp. 71,85 miliar, PT. Yatoi Mega Smelter Indonesia Rp. 26,27 miliar, dan PT. Yanagi Histalaraya Rp. 9,66 miliar.
Dan sektor tersier meliputi, PT. Ascendent Land Logistik Rp. 693,76 miliar, PT XL Axiata Tbk Rp. 32,690 miliar, PT Virtue Dragon Nickel Industrial Park Rp. 20,196 miliar, PT. Indonesia Pomalaa Industry Park Rp. 18,999 milar, dan PT. Pelabuhan Muara Sampara Rp. 18,634 miliar.
Untuk lima besar perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), pertama PT. Ceria Metalindo Prima Rp. 665,187 miliar, disusul PT. Mandiri Inti Sawit Rp. 346,500 miliar, diposisi ketiga PT. Andi Nurhadi Mandiri Rp. 194,368 miliar, diposisi ke empat dan lima di isi oleh masing-masing PT. Tiran Indonesia Rp. 194,018 miliar, dan PT. Bukit Makmur Resources Rp. 117,851 miliar.
Dengan lima besar sektor primer, masing-masing PT. Tiran Indonesia Rp. 194,108 miliar, PT. Riota Jaya Lestari Rp. 57,03 miliar, PT Manunggal Sarana Surya Pratama Rp. 44,179 miliar, PT. Ifishdeci Rp. 21,33 miliar, dan PT. Cipta Agung Manis Rp. 9,593 milar.
Sedangkan lima besar sektor sekunder yaitu, PT. Ceria Metalindo Prima Rp. 665,187 miliar, PT Mandiri Inti Tama Sawit Rp. 346,500 miliar, PT. Andi Nurhadi Mandiri Rp. 194,368 miliar, PT. Bukit Makmur Resources Rp. 117,85 miliar dan PT. Bintang Lestari Rp.22,247 miliar.
Terakhir dari sektor tersier, PT. Margahayu Mega Utama Rp. 53,05 miliar, PT. Swarna Dwipa Property Rp. 19,830 miliar, PT Kalingga Murda Pratama Rp. 17,338 miliar, PT Medika Loka Kendari Rp. 12,715 miliar, dan PT. Kendari Kawasan Industri Terpadu Rp. 12,302 miliar.