Fajarsultra.com Kendari,-
Para pelatih dayung Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sulawesi Tenggara angkat bicara soal dikeluarkannya sejumlah atlet dayung PPLP Sultra beberapa waktu lalu.
Pelatih Dayung kategori Canoeing, La Ode Nurwan Hailo, mengatakan bila atlet yang dikeluarkan telah melakukan sejumlah pelanggaran dan sudah tidak bisa di toleransi.
“Khusus di kategori canoeing yang dikeluarkan berdasarkan hasil penilaian selama ini, baik saat latihan maupun kegiatan diluar latihan,” katanya saat dikonfirmasi. Kamis (04/04/2024).
Selain itu, kata dia pihaknya saat ini tengah serius melakukan pelatihan dalam rangka menghadapi POPNAS 2025 sehingga benar-benar mengharapkan keseriusan dari para atlet.
“Kalau mereka benar-benar mengikuti apa arahan selama ini, dan mereka serius pasti mereka tidak akan dikeluarkan. Saat ini kita tengah serius untuk melakukan pelatihan menghadapi POPNAS 2025 mengejar ketertinggalan kita di POPNAS 2023 Palembang kemarin yang hanya dapat satu perak dan tiga perunggu,” bebernya.
“Mereka sudah dikeluarkan saja masih menyampaikan informasi yang tidak baik, bagus kah mereka bilang tidak pernah dibelikan air minum, kira-kira kalau mereka latihan tidak ada air minum mau tega kah kita lihat mereka kehausan.Terlebih selama ini kegiatan latihan untuk menunjang prestasi selalu diakomodir oleh pengurus PPLP Sultra.,” lanjutnya.
Sementara itu, Lasmin Pelatih cabang Rowing mengungkapkan pernyataan salah satu atlit di sejumlah media yang menyebut pelatih telah membanding-bandingkan para atlit Sultra dengan atlit daerah lain adalah sebagai motivasi untuk atlit Sultra.
“Saya sampaikan ke mereka untuk memotivasi supaya mereka lebih giat dan bersemangat dalam latihan, jadi tidak bagus kalau mereka bilang ini itu,” Katanya.
Peraih medali emas seagames tahun 1997 Jakarta dan 2001 Malaysia ini juga menambahkan bila para atlit yang dikeluarkan sudah tepat.
“Di cabang Rowing itu ada enam yang dikeluarkan, itu berdasarkan penilaian kami selama ini, Ini para atlit yang dikeluarkan sadar diri lah, pada saat latihan mereka tidak serius begitu dikeluarkan ribut, belum lagi persoalan saat mereka di asrama,” terang peraih medali perak kategori Single Scaal (1X) Asean games tahun 1998 ini.
“Kami para pelatih ini dituntut untuk bagaimana PPLP ini lebih baik dan bisa berprestasi, kami tidak pilih kasih terhadap para siswa dalam melatih dan melakukan penilaian. Kalau mereka kemudian dinilai tidak layak itu sudah berdasarkan penilaian yang sudah cukup panjang dan penuh pertimbangan,” tandasnya yang pernah meraih empat medali Emas PON ini.