FAJARSULTRA.COM KENDARI ,-Sulawesi Tenggara (Sultra) kini menjadi “Kiblat” olahraga Softball di Indonesia. Hal ini disampaikan ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Perserikatan Baseball dan Softball Amatir Seluruh Indonesia (Perbasasi) Sultra Pahri Yamsul.
“Wakil Ketua I KONI Pusat, saat membuka Rapat Kerja KONI Sultra Selasa kemarin, Mayjen TNI Purn Dr. Suwarno mengatakan sekarang kiblat Softball itu ada di Sultra” katanya. Rabu (15/08/2018).
Menurutnya, alasan Sultra menjadi tolak ukur Softball di Indonesia, saat ini memiliki tim Softball terbaik di Indonesia.
Dimana, tim Softball Sultra setelah menjuarai PON XIX 2016 di Jawa Barat, beberapa waktu lalu juga tampil menjadi yang terbaik pada Kejurnas Softball 2018 di Jogyakarta.
“Sembilan atlet Nasional ada di Sultra mereka berasal dari sini. Setegah dari Atlet Nasional itupun sisanya terbagi dari beberapa daerah lainnya,” terangnya yang juga Mantan Manajer Timnas Softball Indonesia.
Tentu untuk menjadi yang terbaik membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, Begitupun dengan Tim Softball Sultra.
Menurut Pahri Yamsul, Awalnya Tim Softball Sultra mulai menunjukkan taringnya pada saat PON Tahun 2016, yang semula hanya menargetkan masuk 18 besar, sehingga untuk memperoleh emas sama sekali tidak pernah terbayangkan.
Sebab pada saat ini Sultra jauh tertinggal dari tim Softball Provinsi lain.
“Awal mulanya sekedar lolos 18 besar kalau untuk naik dapat emas itu tidak pernah mimpi kita, bayangkan lawan kita DKI Doni Kusuma saat itu sedang jaya-jayanya, tim lain saja pada saat itu pandang enteng kita semua apa sih Sultra waktu Pra PON 2015 saja kita hanya urutan 5, kita tidak bayangkan mau dapat emas, begitu kita dapat emas kaget semua DKI yang selama ini langganan, kita kasih pulang,” katanya.
Keberhasilan Sultra di PON 2016 tidak terlepas dari peran utama Pahri Yamsul, Dirinya yang merupakan Manejer Timnas di tahun 2015 melihat peluang Sultra cukup besar.
“Yang pastinya harus serius. Jadi waktu itu kan tahun 2015 saya jadi manajer Timnas saya bawa itu tim main di Jerman di Jepang di Ceko saya lihat Saya bisa kalah mereka ini. Di Timnas itu kan semua pemain pemain bagus Indonesia DKI Jabar semua pemain pemain terbaik kumpul di Timnas. Disitu ada 4 anak Sultra saya paksa masuk saya lihat cara mainnya ternyata mereka sama, setelah dilatih serius malah anak-anak Sultra menjadi yang utama Pulang dari situ kita targetkan ini harus masuk sekarang waktunya, kalau bukan sekarang kita tidak akan pernah dapat karna dengan Provinsi lain kita sudah sama,” katanya.
Sehingga, berangkat dari situ, pihaknya menargetkan untuk latihan secara fokus di Manila, Filipina, tidak boleh main-main semua harus ikut aturan.
“Di Manila tidak boleh pegang HP selama 6 bulan Jadi kalau mau mereka pegang HP hanya waktu tertentu saja. Misalnya habis shalat 1 jam saja mereka pegang HP silahkan telepon orang tuanya masing-masing,”
Saking terfokusnya. Bahkan, istri para atlet yang sudah menikah dikirim ke sana.
“Ada atlet bilang Bos saya mau pulang sama istriku itu tidak boleh. Istrinya yang kita kirim ke sana 1 minggu. Karena kalau dia pulang disini satu minggu itu ototnya sudah kembali lemah tidak kuat dia melempar. Pelatihnya bilang ke saya Pak kalau dia pulang ini saya tidak jamin jadi kita cari solusinya, istri yang kita bawa kesana. Jadi sebelum kita berangkat kita sampaikan ke orang tuanya Bu ini anaknya mau latihan di Manila selama 6 bulan kita tidak pulang orang tuanya semua setuju tanda tangan kita berangkat lebaran di sana sampai setelah juara baru dia lihat rumahnya,” lanjutnya.
“Pulang dari Manila langsung ikut PON, kita tidak ke Kendari, karena kapan pulang loyo lagi. Jadi ada anak-anak bilang bos bisakah makan sinonggi, sinonggi kita bawa, minta ubi, ubi kita bawakan. Dan Alhamdulillah di PON kita meraih emas,” kisahnya.
Kini Memiliki Lapangan Softball Berstandar Internasional
Keberhasilan Sultra dikanca Nasional, membuat daerah ini di tunjuk dan dipercayakan sebagai tuan Rumah Kejurnas Softball Yunior U-18 pada September mendatang. Untuk menjamu perhelatan akbar tersebut kini Sultra telah memiliki lapangan Softball dengan standar internasional.
“Jadi lapangan kita ini lebih besar dari lapangan Karebosi Makassar, selain luas semua fasilas juga berstandar internasional, campuran pasir lapangan, Rumput, dan lain sebagainya,” beber Pahri.
“Kita bagun dua lapangan Putra-,Putri, Untuk lapangan putra tinggal dibagian luarnya saja tempat latihan melempar dan tempat pemanasan lari-lari yang tengah dalam tahap perampungan, sedangkan lapangan putri Masih dalam tahap pembangunan,” lanjutnya.
Ditambahkan sejauh ini sudah ada sebanyak 20 Provinsi yang telah mendaftat, diantaran, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jogya, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua barat
“Kesiapan kita sudah sampai 75 persen,” tandasnya.
Muhammad Asbar