Kehadiran PT Riota Beri Dampak Negatif, Masyarakat Semakin “Susah” ?

Kehadiran PT Riota Jaya Lestari Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara dianggap memperburuk keadaan.

Hal ini disampaikan oleh kepala Dusun IV Pulaho, Abdullah. menurutnya para warga terus mendapatkan masalah.

“Selama ada perusahaan ini keadaan semakin buruk. Masih jauh lebih baik sebelum ada PT Riota. Lebih enak perasaan. Karena sekarang ini ada masalah debu kalau panas, kalau hujan jalanan rusak penuh lumpur. Perusahaan juga tidak mau perbaiki jalanan. Kemarin itu perbaiki jalan karena mau datang saja anggota DPRD Provinsi,” katanya saat dihubungi. Senin (16/08/2021).

Selain itu para warga juga kini tengah kesulitan air bersih pasalnya pipa saluran air pecah pecah tertindas mobil-mobil perusahaan yang berlalu lalang.

“Sekarang air juga tidak jalan sudah seminggu karena pipa pecah diinjak mobil-mobilnya perusahaan,” keluhnya.

Dari sisi pencarian nafkah, masyarakat Pulaho yang umumnya berprofesi sebagai nelayan kini harus keluar melalut lebih jauh dari bibir pantai.

“Untuk nelayan juga parah, karena nelayan sekarang mengeluh karena susah dapat ikan. Sebelum ada tambang dulu cuma sebentar kami keluar melaut tidak perlu jauh sudah dapat ikan lumayan. Kalau sekarang keluar jauh pun susah dapat,” imbuhnya.

Abdullah juga menyampaikan bila hanya beberapa dari mereka yang direkrut oleh perusahaan untuk bekerja di PT Riota.

“Kalau perhatian perusahaan di sini nihil. Kurang sekali perhatiannya di sini. Kalau misalnya perekrutan karyawan, ambil sepuluh dari luar, cuma satu warga sini. Ini baru dua warga desa sini yang direkrut jadi karyawan padahal banyak sekali warga desa yang membutuhkan pekerjaan dan mau menjadi karyawan.

Berbagai keluhan tersebut juga telah beberapa kali disampaikan ke pihak perusahaan namun tak ada hasil

“Kalau dia (perusahaan) bilang memperhatikan masyarakat, bohong itu. Cerita ji. Untuk royalti per bulan hanya Rp35 juta untuk 66 kepala keluarga. Jadi per kepala keluarga hanya sekitar Rp500 ribu per bulan,” lanjutnya.

“Kami ini masyarakat juga punya malu pak kalau misalnya setiap hari masalah ini terus yang mau digonggong. Mereka perusahaan yang tidak mau mengerti,” tandasnya.

In the news
Load More