FAJARSULTRA.COM KENDARI,-Sejumlah Pengurus Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Sulawesi Tenggara (Sultra), meminta Abdul Rahman Saleh (ARS) untuk mundur dari pencalonan ketua PODSI Sultra periode 2020-2024. Sebab, ARS yang telah memimpin selama dua periode dinilai telah gagal.
Salah satu pengurus PODSI Sultra periode 2016-2020, Lasmin mengatakan ditangan ARS dayung Sultra mengalami kemunduran baik dibidang pengelolaan organisasi maupun prestasi.
“Kemarin sudah dilakukan proses pemilihan namun hasilnya seri antara ARS dan Pak Ashar, itu enam sama. Ini membuktikan bahwa sudah banyak pengurus yang tidak menginginkan ARS memimpin PODSI Sultra untuk yang ketiga kalinya. Saat ini hasil pemilihan kemarin diserahkan ke PB PODSI untuk mengambil langkah selanjutnya, dan alangkah lebih baiknya bila ARS ini menyatakan mundur saja dari pencalonan karena perahu yang dia nahkodai sudah terbelah dua, katanya Rabu. (16/09/2020).
Ia mengurai, untuk kemunduran presentasi dayung Sultra yang selama ARS memimpin bisa dilihat dari hasil capaian juara di setiap PON.
“Pada Pon 2004 dan 2008 kita selalu mencetak 9 emas, begitu dikepengurusan Pak Abdul Rahman Saleh di PON 2012 Riau hanya 2 emas dan PON 2016 hanya 5 emas, ini membuktikan bahwa dayung yang selama ini olahraga andalan Sultra sangat mengalami kemunduran” terangnya.
Sedangkan untuk dipengelolaan organisasi, kepengurusan ARS disebut tidak profesional mulai dari perhatian terhadap atlet maupun tranparansi anggaran.
“Banyak pengurus yang tidak dilibatkan pada setiap kegiatan mulai dari keluarnya kepengurusan hingga berakhirnya kemarin hanya satu dua orang saja yang dilibatkan dan yang lebih parah, menurut Herman Harun ketua Pegkab Muna dua kali Musrov PODSI selama kepemimpinan ARS tidak ada laporan pertangung jawaban anggaran yang bersumber dari APBD,” terangnya.
“Dari sisi perhatian terhadap fasilitas sampai hari ini asrama dayung sama sekali tidak ada perubahan malah tambah hancur padahal Pak ARS ini ketua DPRD Sultra, tapi kasihan sama sekali tidak ada perhatian, bahkan untuk muncul saja melihat secara langsung keadaan atlet bahkan tidak pernah,” lanjudnya.
Olehnya itu, pihaknya meminta ARS secara bijak dan legowo untuk mundur dari pencalonan sebagai ketua PODSI Sultra untuk ke 3 kalinya Periode 2020-2024.
“Kami menilai pemilihan kemarin ada indikasi kecurangan, mulai dari beberapa Pengkab Kabupaten yang tidak diundang seperti Muna, dan Kolaka. Padahal dua Daerah ini merupakan pemasok atlet terbaik Sultra,” terangnya.
“Parahnya lagi pada saat dia memberikan sambutan di Musrov yang baru diselenggarakan kemarin apa bila dia dipercayakan untuk memimpin podsi sultra di ketiga kalinya dia akan mau pimpin PODSI sampai setelah PON Papua 2021 saja, nah ini menjadi pertanyaan, ada apa dengan PON 2021 di Papua” tandas mantan peraih medali di Asean Games tahun 1998 ini.
Sementara itu, mantan atlet yang pernah mengharumkan Sultra di Kancah international dengan meraih medali pada Asean Games dan Asian Games, Jamaluddin juga mengaku sangat sedih dan miris dengan kondisi PODSI Sultra.
“Saya dengan tegas menyampaikan Pak Abdul Rahman saleh selama memimpin PODSI Sultra dua periode ini tidak serius, buktinya bukan semakin maju tetapi semakin mundur. Kami lahir dan besar di PODSI ini, ketika terjadi hal seperti ini saya sangat sedih dan merasa miris,” terangnya.
Olehnya itu, Dirinya juga meminta agar ARS untuk tidak berambisi dan mundur dari calon Ketua PODSI Sultra Periode 2020-2024.
“Saya yakin beliau juga sudah berusaha untuk berbuat baik, tetapi bagi kami PODSI Sultra telah jauh mengalami kemunduran, dan akan lebih bijak beliau juga mengakui kekurangan dan mundur sebagai calon ketua PODSI,” tandasnya.