Banjir bandang di kecamatan Moramo yang terjadi sepekan terakhir mengundang reaksi keprihatinan banyak pihak. Bukan hanya pemerintah dan lembaga swasta, mahasiswa juga menunjukan ‘social sense’ mereka terhadap korban banjir di Kabupaten Konawe Selatan itu.
Mereka adalah Aliansi Mahasiswa Teknik 017 se-Sulawesi Tenggara. Kelompok pelajar yang akrab dengan sebutan “anak tehnik” hadir di tengah korban banjir Moramo. Ratusan KK masih bertahan di tenda pengungskan dan rumah-rumah darurat.
Dalam kunjungan Sabtu (30/06/2018) yang bertajuk itu dalam kegiatan amal dengan tema ” Teknik Peduli ” itu, anak tehnik membawa bantuan untuk korban bencana banjir bandang di Desa Lamukula kecamatan moramo utara kabupaten Konawe Selatan. Bantuan tersebut merupakan donasi dari masyarakat Sulawesi Tenggara melalui penggalangan dana yang dilakukan oleh mahasiswa Teknik 017 Sultra selama tiga hari (26-28/6). Penggalangan itu dikhususkan untuk diberikan kepada masyarakat Desa Lamukula dalam bentuk sembako dan kelengkapan balita seperti popok dan susu balita.
Sebelumnya, bencana banjir bandang melanda Desa Lamukula Kecamatan Moramo Utara pada hari Selasa, 20 Juni 2018 yang menyebabkan sedikitnya 90 rumah terendam banjir dan beberapa petani gagal panen karena ladang mereka ikut terendam banjir.
“Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa, sembako yang diberikan ini sangat bermanfaat untuk kami,” ujar Kepala Desa Lamukula, Suwarni saat menyambut bantuan mahasiswa
Lebih lanjut dia menyampaikan, meningkatnya intensitas hujan beberapa hari sebelumnya ditambah lagi letak Desa Lamukula dikelilingi gunung tanpa adanya saluran irigasi yang memadai sehingga air sungai merambes ke halaman dan merendam rumah warga.
Wanita berhijab itu juga menambahkan bahwa pembangunan irigasi telah dilakukan oleh pemerintah sebelum bencana ini namun belum selesai dan terhenti sementara karena terkendala bencana hujan yang terus melanda. “Sebanarnya kita tiap tahun kebanjiran, tapi ini lumyan parah,” sambungnya.
Harapan dari msyarakat Desa Lamukula agar pemerintah memberikan subsidi air bersih untuk mereka dan percepatan pembangunan saluran irigasi agar desa mereka tak lagi menjadi langganan banjir.
Sementara itu Ketua panitia kegiatan itu Sijid mengatakan kegiatan itu merupakan wujud dari kepekaan mahasiswa atas kondisi masyarakat Sultra. Secara nilai kata dia, bantuan itu memang tak cukup untuk seluruh korban banjir. Meski begitu pihaknya berharap itu tetap bisa membantu masyarakat. “Insya Allah kalau banjirnya sudah reda, kami usahakan kesini lagi biar bisa bantu warga untuk bersih-bersih rumah,” katanya.
Muhammad Asbar